Legenda Sepak Bola Didier Drogba

Didier Drogba adalah salah satu legenda sepak bola dunia yang lahir pada 11 Maret 1978 di Abidjan, Pantai Gading¹. Nama aslinya adalah Didier Yves Drogba Tebily, tetapi ia lebih dikenal dengan nama Didier Drogba atau Drogba. Ia bermain sebagai penyerang dan memiliki kemampuan menjaga bola, duel udara, dan kekuatan fisik yang luar biasa. Ia dianggap sebagai salah satu pemain terbaik Pantai Gading sepanjang masa dan salah satu ikon Chelsea pada era 2000an.

Karir Awal Drogba

Drogba memulai karir sepak bolanya di klub lokal Abbeville, di mana ia bergabung dengan akademi klub sejak usia 11 tahun. Ia kemudian pindah ke Prancis bersama keluarganya dan bergabung dengan akademi Cannes pada tahun 1991. Ia kemudian dipromosikan ke tim utama pada tahun 1993, ketika ia berusia 15 tahun. Ia mencetak gol pertamanya untuk klub tersebut pada September 1994, dalam kemenangan 3-2 atas Valenciennes di Ligue 2. Ia juga menjadi pemain termuda yang mencetak gol untuk Cannes saat itu.

Drogba menjadi pemain kunci bagi Cannes selama tiga musim berikutnya. Ia mencetak 15 gol dalam 66 penampilan untuk klub tersebut, yang menjadikannya pencetak gol terbanyak kedua dalam sejarah klub. Ia juga membantu Cannes meraih promosi ke Ligue 1 pada musim 1996-97.

Drogba juga menjadi bintang tim nasional Pantai Gading yang berlaga di Piala Afrika 2006, 2008, 2010, 2012, dan 2013. Ia melakukan debut untuk tim nasional pada September 2002, berusia 24 tahun dan 174 hari. Ia mencetak gol pertamanya untuk tim nasional pada Oktober 2002, dalam kemenangan 3-0 atas Afrika Selatan di kualifikasi Piala Afrika 2004. Ia juga menjadi kapten tim nasional sejak tahun 2006.

Karir Eropa Drogba

Drogba memulai karirnya di Eropa pada tahun 1998, ketika ia bergabung dengan klub Ligue 2 Le Mans dengan biaya transfer sekitar 80 ribu euro (sekitar 1 miliar rupiah), yang merupakan rekor transfer klub saat itu³. Di Le Mans, ia mendapatkan nomor punggung 27 dan menjadi bintang utama klub tersebut. Ia mencetak 12 gol dalam 64 penampilan untuk Le Mans selama dua musim. Ia juga membawa Le Mans meraih promosi ke Ligue 1 pada musim 1999-2000.

Pada tahun 2000, Drogba bergabung dengan klub Ligue 1 Guingamp dengan biaya transfer sekitar satu juta euro (sekitar 13 miliar rupiah), yang merupakan rekor transfer klub saat itu³. Di Guingamp, ia mendapatkan nomor punggung 11 dan menjadi pencetak gol terbanyak klub tersebut. Ia mencetak 20 gol dalam 45 penampilan untuk Guingamp selama satu musim. Ia juga membawa Guingamp meraih posisi ketujuh di Ligue 1 pada musim 2001-02.

Pada tahun 2003, Drogba bergabung dengan klub Ligue 1 Marseille dengan biaya transfer sekitar tiga juta euro (sekitar sekitar 40 miliar rupiah), yang merupakan rekor transfer klub saat itu. Di Marseille, ia mendapatkan nomor punggung 11 dan menjadi pencetak gol terbanyak klub tersebut. Ia mencetak 19 gol dalam 35 penampilan untuk Marseille selama satu musim. Ia juga membawa Marseille meraih posisi ketiga di Ligue 1 dan runner-up di Piala UEFA pada musim 2003-04.

Karir Legendaris Drogba di Chelsea

Drogba memulai karir legendarisnya di Chelsea pada Juli 2004, ketika ia berusia 26 tahun. Ia bergabung dengan klub Liga Inggris tersebut dengan biaya transfer sekitar 24 juta poundsterling (sekitar 400 miliar rupiah), yang menjadikannya sebagai pemain termahal Pantai Gading saat itu. Di Chelsea, ia mendapatkan nomor punggung 15 dan menjadi pemain kunci yang dikenal sebagai “The Special One”, julukan untuk tim yang dibina oleh pelatih Jose Mourinho pada era 2000an. Ia juga menjadi idola para penggemar Chelsea dengan gayanya yang tangguh dan loyal.

Drogba menjadi pemain kunci bagi Chelsea selama delapan musim berikutnya. Ia mencetak 100 gol dalam 226 penampilan untuk klub tersebut, yang menjadikannya pencetak gol terbanyak keempat dalam sejarah klub. Ia juga membantu Chelsea meraih empat gelar Liga Inggris, empat gelar Piala FA, tiga gelar Piala Liga Inggris, dua gelar Piala Super Inggris, satu gelar Liga Champions, dan satu gelar Liga Europa.

Drogba juga menjadi pemain yang kontroversial di Chelsea. Ia pernah mendapatkan skorsing selama tiga pertandingan akibat melemparkan koin ke arah penonton Burnley pada November 2008. Ia juga pernah mendapatkan skorsing selama empat pertandingan akibat menampar Nemanja Vidic dari Manchester United pada Mei 2008. Ia juga pernah mendapatkan skorsing selama enam pertandingan akibat mengkritik wasit Tom Henning Ovrebo setelah Chelsea kalah dari Barcelona di semifinal Liga Champions pada Mei 2009.

Namun, aksi tersebut tidak mengurangi rasa cinta para penggemar Chelsea terhadap Drogba. Ia tetap menjadi pemain favorit mereka dan mendapatkan dukungan penuh dari klub dan pelatih. Ia kembali bermain untuk Chelsea pada Agustus 2009 dan langsung mencetak gol dalam kemenangan 2-1 melawan Hull City. Ia juga menjadi top skor Liga Inggris dengan 29 gol pada musim 2009-10.

Drogba mencapai puncak kariernya di musim 2011-12, ketika ia membawa Chelsea meraih gelar juara Liga Champions untuk pertama kalinya dalam sejarah klub. Ia mencetak gol penyeimbang dan gol penalti kemenangan dalam final melawan Bayern Munchen. Ia juga menjadi pemain terbaik final tersebut. Setelah meraih trofi Liga Champions, kontrak Drogba di Chelsea berakhir. Ia dilepas ke Tiongkok untuk membela Shanghai Shenhua sekaligus bereuni dengan Nicolas Anelka.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *