Eric Cantona adalah salah satu legenda sepak bola dunia yang lahir pada 24 Mei 1966 di Marseille, Prancis¹. Nama aslinya adalah Eric Daniel Pierre Cantona, tetapi ia lebih dikenal dengan nama Eric Cantona atau Cantona. Ia bermain sebagai penyerang atau gelandang dan memiliki kemampuan dribel, passing, dan mencetak gol yang luar biasa. Ia dianggap sebagai salah satu pemain terbaik Prancis sepanjang masa dan salah satu ikon Manchester United pada era 90an.
Karir Awal Cantona
Cantona memulai karir sepak bolanya di klub lokal Auxerre, di mana ia bergabung dengan akademi klub sejak usia 15 tahun. Ia kemudian dipromosikan ke tim utama pada tahun 1983, ketika ia berusia 17 tahun. Ia mencetak gol pertamanya untuk klub tersebut pada September 1984, dalam kemenangan 4-0 atas Nancy di Ligue 1. Ia juga menjadi pemain termuda yang mencetak gol untuk Auxerre saat itu¹.
Cantona menjadi pemain kunci bagi Auxerre selama enam musim berikutnya. Ia mencetak 64 gol dalam 184 penampilan untuk klub tersebut, yang menjadikannya pencetak gol terbanyak ketiga dalam sejarah klub. Ia juga membantu Auxerre meraih gelar Piala Prancis pada musim 1989-90 dan 1993-94¹.
Cantona juga menjadi bintang tim nasional Prancis yang berlaga di Piala Eropa 1988 dan 1992. Ia melakukan debut untuk tim nasional pada Agustus 1987, berusia 21 tahun dan 95 hari. Ia mencetak gol pertamanya untuk tim nasional pada Oktober 1988, dalam kemenangan 1-0 atas Norwegia di kualifikasi Piala Eropa 1988. Ia juga menjadi kapten tim nasional sejak tahun 1993¹.
Karir Eropa Cantona
Cantona memulai karirnya di Eropa pada tahun 1992, ketika ia bergabung dengan klub Inggris Leeds United dengan biaya transfer sekitar 900 ribu poundsterling (sekitar 14 miliar rupiah), yang merupakan rekor transfer klub saat itu³. Di Leeds United, ia mendapatkan nomor punggung 11 dan menjadi bintang utama klub tersebut. Ia mencetak 12 gol dalam 35 penampilan untuk Leeds United selama satu musim. Ia juga membawa Leeds United meraih gelar Liga Inggris pada musim 1991-92 dan Piala Super Inggris pada musim 1992-93¹.
Cantona juga menjadi bintang tim nasional Prancis yang berlaga di Piala Dunia 1994. Ia mencetak lima gol dan memberikan dua assist di kualifikasi Piala Dunia 1994 dan membawa Prancis lolos ke putaran final. Namun, ia tidak bisa bermain di Piala Dunia karena mendapatkan skorsing akibat menghina pelatih tim nasional Prancis saat itu, Gerard Houllier¹.
Namun, karir Cantona di Leeds United tidak berlangsung lama. Ia berselisih dengan manajemen klub mengenai kontraknya dan akhirnya memutuskan untuk hengkang dari Leeds United pada November 1992. Ia bergabung dengan rival sekota Leeds United, Manchester United, dengan biaya transfer sekitar 1,2 juta poundsterling (sekitar 19 miliar rupiah), yang merupakan rekor transfer antara dua klub Inggris saat itu³. Cantona di Manchester United
Cantona memulai karir legendarisnya di Manchester United pada November 1992, ketika ia berusia 26 tahun. Ia mendapatkan nomor punggung 7 dan menjadi pemimpin tim yang dikenal sebagai “Fergie’s Fledglings”, julukan untuk tim muda berbakat yang dibina oleh pelatih Sir Alex Ferguson pada era 90an. Ia juga menjadi idola para penggemar Manchester United dengan gayanya yang karismatik dan kerah kausnya yang selalu dinaikkan .
Cantona menjadi pemain kunci bagi Manchester United selama lima musim berikutnya. Ia mencetak 82 gol dalam 185 penampilan untuk klub tersebut, yang menjadikannya pencetak gol terbanyak keenam dalam sejarah klub. Ia juga membantu Manchester United meraih empat gelar Liga Inggris, dua gelar Piala FA, dan tiga gelar Piala Super Inggris.
Cantona juga menjadi pemain yang kontroversial di Manchester United. Ia pernah melakukan aksi yang terkenal dengan sebutan “tendangan kungfu” pada Januari 1995, ketika ia menendang seorang penonton Crystal Palace yang menghina dirinya setelah ia mendapatkan kartu merah. Aksi tersebut membuatnya mendapatkan skorsing selama delapan bulan dan denda sebesar 20 ribu poundsterling (sekitar 300 juta rupiah) dari klub dan federasi sepak bola Inggris .
Namun, aksi tersebut tidak mengurangi rasa cinta para penggemar Manchester United terhadap Cantona. Ia tetap menjadi pemain favorit mereka dan mendapatkan dukungan penuh dari klub dan pelatih. Ia kembali bermain untuk Manchester United pada Oktober 1995 dan langsung mencetak gol penalti dalam kemenangan 2-2 melawan Liverpool. Ia juga menjadi kapten tim sejak tahun 1996.
Cantona mencapai puncak kariernya di musim 1995-96 dan 1996-97, ketika ia membawa Manchester United meraih double winners, yaitu gelar Liga Inggris dan Piala FA dalam satu musim. Ia juga menjadi pemain terbaik Liga Inggris versi PFA pada musim 1993-94 dan versi FWA pada musim 1995-96.
Pada Mei 1997, Cantona mengumumkan bahwa ia akan pensiun dari sepak bola profesional setelah bermain untuk Manchester United. Ia mengakhiri karirnya dengan mencetak total 146 gol dalam 419 penampilan untuk semua klub yang ia bela. Ia juga mencetak 20 gol dalam 45 penampilan untuk tim nasional Prancis.