Ronaldinho adalah salah satu legenda sepak bola dunia yang lahir pada 21 Maret 1980 di Porto Alegre, Brasil. Nama aslinya adalah Ronaldo de Assis Moreira, tetapi ia lebih dikenal dengan nama Ronaldinho atau Ronaldinho Gaucho. Ia memiliki keterampilan sepak bola yang luar biasa sejak usia muda dan menjadi bintang di berbagai klub dan tim nasional Brasil⁵⁴.
Karir Awal Ronaldinho
Ronaldinho memulai karir sepak bolanya di klub lokal Gremio, di mana ia menunjukkan bakatnya sebagai pemain serang yang kreatif dan lincah. Ia juga bermain futsal dan sepak bola pantai, yang membantu mengembangkan teknik dan trik-triknya di lapangan. Ia mendapat julukan Ronaldinho karena ia adalah pemain termuda dan terkecil di tim remajanya.
Ronaldinho mulai menarik perhatian dunia ketika ia bermain untuk tim nasional Brasil U-17 di Piala Dunia U-17 1997. Ia mencetak dua gol dalam kemenangan 3-0 atas Austria di final dan meraih penghargaan sebagai pemain terbaik turnamen tersebut⁵. Ia kemudian dipanggil ke tim senior Brasil pada tahun 1999 dan mencetak gol pertamanya dalam kemenangan 3-0 atas Venezuela di Copa America 1999.
Karir Eropa Ronaldinho
Ronaldinho memulai karirnya di Eropa pada Januari 2001 saat bergabung dengan klub Prancis Paris Saint-Germain (PSG) dengan biaya transfer sekitar 5 juta euro³. Di PSG, ia bermain bersama bintang-bintang seperti Nicolas Anelka, Jay-Jay Okocha, dan Mauricio Pochettino. Ia mencetak 17 gol dalam 55 penampilan untuk PSG selama dua setengah musim⁵.
Namun, karir Ronaldinho di PSG tidak berjalan mulus. Ia sering berselisih dengan pelatih Luis Fernandez, yang mengkritik gaya hidupnya yang glamor dan kurang disiplin. Ia juga menjadi sasaran rasisme dari beberapa suporter PSG, yang menyebutnya sebagai “monyet” atau “kera” . Ronaldinho kemudian memutuskan untuk hengkang dari PSG pada musim panas 2003.
Ronaldinho menjadi incaran banyak klub besar Eropa, seperti Manchester United, Real Madrid, dan Barcelona. Ia akhirnya memilih untuk bergabung dengan Barcelona dengan biaya transfer sekitar 30 juta euro⁵. Di Barcelona, ia mendapatkan nomor punggung 10 yang legendaris dan menjadi pemain kunci dalam era keemasan klub tersebut di bawah asuhan pelatih Frank Rijkaard.
Ronaldinho membawa Barcelona meraih dua gelar La Liga (2004-05 dan 2005-06), satu gelar Liga Champions (2005-06), dan dua gelar Piala Super Spanyol (2005 dan 2006). Ia juga mencetak gol-gol spektakuler, seperti tendangan bebas melengkung ke gawang Chelsea di Liga Champions 2004-05, atau tendangan lob dari jarak 40 meter ke gawang Real Madrid di El Clasico 2005-06 .
Ronaldinho juga menjadi mentor bagi pemain muda Barcelona seperti Lionel Messi, Andres Iniesta, dan Xavi Hernandez. Ia sering memberikan umpan-umpan indah kepada mereka dan mengajari mereka trik-trik sepak bolanya. Salah satu momen bersejarah adalah ketika ia memberikan assist kepada Messi untuk mencetak gol pertamanya bagi Barcelona pada 1 Mei 200
Karir Akhir Ronaldinho
Setelah lima musim bersinar di Barcelona, Ronaldinho mengalami penurunan performa dan motivasi. Ia sering cedera, kelebihan berat badan, dan terlibat dalam skandal malam-malam. Ia juga kehilangan tempatnya di tim nasional Brasil yang dipimpin oleh pelatih Dunga. Pada tahun 2008, ia memutuskan untuk meninggalkan Barcelona dan bergabung dengan AC Milan dengan biaya transfer sekitar 22 juta euro.
Di AC Milan, Ronaldinho bermain bersama bintang-bintang seperti David Beckham, Kaka, dan Zlatan Ibrahimovic. Ia mencetak 20 gol dalam 76 penampilan untuk Rossoneri selama dua setengah musim¹. Ia juga membantu AC Milan meraih gelar Serie A pada musim 2010-11, yang merupakan gelar liga terakhir mereka hingga saat ini. Namun, Ronaldinho tidak mendapatkan banyak kesempatan bermain di bawah pelatih Massimiliano Allegri, yang lebih memilih taktik yang lebih defensif.
Pada Januari 2011, Ronaldinho memutuskan untuk kembali ke Brasil dan bergabung dengan klub masa kecilnya Flamengo dengan kontrak empat tahun. Di Flamengo, ia mencetak 23 gol dalam 56 penampilan dan membawa klub tersebut meraih gelar Piala Guanabara dan Piala Rio pada tahun 2011. Ia juga kembali dipanggil ke tim nasional Brasil oleh pelatih Mano Menezes dan berpartisipasi dalam Copa America 2011.
Namun, karir Ronaldinho di Flamengo juga berakhir dengan kontroversi. Ia mengajukan gugatan hukum terhadap klub tersebut karena menunggak gaji dan bonusnya sebesar 40 juta real (sekitar 12 juta euro). Ia kemudian membatalkan kontraknya dengan Flamengo pada Mei 2012 dan bergabung dengan klub rival Atlético Mineiro dengan kontrak satu tahun.
Di Atlético Mineiro, Ronaldinho menemukan kembali bentuk terbaiknya dan menjadi pemimpin tim yang berisi pemain-pemain muda seperti Bernard dan Jô. Ia mencetak 20 gol dalam 58 penampilan dan membawa Atlético Mineiro meraih gelar Copa Libertadores pertama mereka pada tahun 2013. Ia juga menjadi finalis untuk penghargaan FIFA Ballon d’Or pada tahun tersebut, meskipun akhirnya kalah dari Cristiano Ronaldo .
Setelah kontraknya dengan Atlético Mineiro habis pada Desember 2013, Ronaldinho menjadi pemain bebas dan mendapat banyak tawaran dari klub-klub di seluruh dunia. Ia sempat dikaitkan dengan klub-klub seperti Besiktas, Boca Juniors, dan LA Galaxy, tetapi akhirnya ia memilih untuk bergabung dengan klub Meksiko Querétaro pada September 2014 dengan kontrak dua tahun.
Di Querétaro, Ronaldinho mencetak delapan gol dalam 25 penampilan dan membawa klub tersebut mencapai final Liga MX untuk pertama kalinya dalam sejarah mereka pada musim 2014-15. Namun, mereka kalah agregat 5-3 dari Santos Laguna. Ronaldinho juga mengalami beberapa masalah di luar lapangan, seperti terlambat datang ke latihan, absen tanpa izin, dan berselisih dengan pelatih Ignacio Ambriz .
Pada Juni 2015, Ronaldinho memutuskan untuk meninggalkan Querétaro dan kembali ke Brasil untuk bergabung dengan Fluminense dengan kontrak satu setengah tahun. Namun, ia hanya bermain tujuh kali tanpa mencetak gol dan mengundurkan diri