Diego Armando Maradona (30 Oktober 1960 – 25 November 2020) yang lebih dikenal dengan sebutan Maradona adalah pemain sepak bola legendaris Argentina⁴. Maradona menjadi pelatih timnas Argentina mulai November 2008 sampai Juli 2010. Untuk Argentina Maradona tampil sebanyak 91 kali dan mencetak 34 gol.
Karier Klub
Maradona memulai karier profesionalnya di klub Argentina, Argentinos Juniors, pada tahun 1976. Dia kemudian pindah ke Boca Juniors pada tahun 1981 dan membantu klub tersebut memenangkan gelar liga Argentina pada tahun yang sama. Pada tahun 1982, Maradona pindah ke Eropa dan bergabung dengan Barcelona, di mana dia memenangkan Piala Raja Spanyol, Piala Liga Spanyol, dan Piala Super Spanyol.
Namun, karier Maradona di Barcelona tidak berlangsung lama karena dia terlibat dalam beberapa kontroversi dan konflik dengan manajemen klub. Pada tahun 1984, Maradona pindah ke Napoli, klub Italia yang saat itu belum pernah memenangkan gelar liga. Di Napoli, Maradona mencapai puncak kariernya sebagai pemain sepak bola. Dia membawa Napoli meraih dua gelar liga Italia (1987 dan 1990), satu Piala Italia (1987), satu Piala UEFA (1989), dan satu Piala Super Italia (1990)⁴. Maradona juga menjadi pencetak gol terbanyak liga Italia pada musim 1987-1988 dan 1989-1990.
Maradona sangat dicintai oleh para penggemar Napoli karena prestasinya yang luar biasa dan karena dia mewakili semangat dan identitas kota Napoli yang merasa terpinggirkan oleh kota-kota besar lainnya di Italia. Namun, Maradona juga menghadapi masalah di Napoli karena keterlibatannya dengan narkoba dan mafia. Pada tahun 1991, dia dinyatakan positif menggunakan kokain dan dijatuhi hukuman larangan bermain selama 15 bulan. Setelah menjalani hukuman tersebut, Maradona kembali ke Argentina dan bermain untuk Newell’s Old Boys pada tahun 1993. Dia kemudian pindah ke Boca Juniors lagi pada tahun 1995 dan pensiun dari sepak bola profesional pada tahun 1997.
Karier Internasional
Maradona adalah salah satu pemain terbaik sepanjang masa di level internasional. Dia memperkuat timnas Argentina sejak usia muda dan berpartisipasi dalam empat edisi Piala Dunia (1982, 1986, 1990, dan 1994). Prestasi terbesarnya adalah ketika dia membawa Argentina menjuarai Piala Dunia 1986 di Meksiko¹. Di turnamen tersebut, Maradona mencetak lima gol dan memberikan lima assist, termasuk dua gol legendaris melawan Inggris di perempat final: gol pertama yang dikenal sebagai \”Tangan Tuhan\” karena dia menyentuh bola dengan tangannya tanpa diketahui wasit, dan gol kedua yang dikenal sebagai \”Gol Abad Ini\” karena dia melewati lima pemain Inggris sebelum menaklukkan kiper Peter Shilton.
Maradona juga membawa Argentina ke final Piala Dunia 1990 di Italia, tetapi kalah dari Jerman Barat dengan skor tipis 0-1. Di Piala Dunia 1994 di Amerika Serikat, Maradona hanya bermain dua pertandingan sebelum dinyatakan positif menggunakan efed
efedrin, sebuah zat terlarang yang digunakan sebagai stimulan². Akibatnya, Maradona dikeluarkan dari Piala Dunia dan dilarang bermain selama 15 bulan. Setelah menjalani hukuman tersebut, Maradona tidak pernah kembali ke Amerika Serikat karena visa nya ditolak.
Warisan dan Kontroversi
Maradona meninggal dunia pada 25 November 2020 karena serangan jantung setelah menjalani operasi otak¹. Kabar kematiannya menimbulkan duka yang mendalam bagi dunia sepak bola, terutama di Argentina dan Napoli, di mana dia dianggap sebagai pahlawan dan simbol. Ribuan orang menghadiri pemakamannya di Buenos Aires dan menghormati jenazahnya di stadion San Paolo di Napoli¹.
Maradona diakui sebagai salah satu pemain sepak bola terbaik sepanjang masa oleh para penggemar, pemain, pelatih, dan media. Dia memiliki kemampuan teknik, kreativitas, visi, dribbling, passing, dan penyelesaian yang luar biasa. Dia juga memiliki kepemimpinan yang kuat dan karisma yang besar. Dia memenangkan banyak penghargaan individu, termasuk Penghargaan Golden Ball untuk pemain terbaik Piala Dunia 1986, dua Penghargaan Golden Foot untuk karier dan prestasi seumur hidupnya pada tahun 2005 dan 2017, dan FIFA Player of the Century bersama dengan Pele pada tahun 2000.
Namun, Maradona juga memiliki sisi gelap yang sering menimbulkan kontroversi dan skandal. Selain masalah narkoba yang sudah disebutkan sebelumnya, Maradona juga pernah terlibat dalam kekerasan domestik, penggelapan pajak, perselisihan hukum dengan mantan istri dan anak-anaknya, dukungan politik kepada pemimpin-pemimpin sayap kiri seperti Fidel Castro dan Hugo Chavez, dan perilaku tidak sportif di lapangan seperti menendang lawan, meludahi wartawan, dan menyindir wasit.
Maradona adalah sosok yang kompleks dan kontradiktif, yang mencerminkan sifat manusia itu sendiri. Dia adalah legenda sepak bola yang menginspirasi jutaan orang dengan bakat dan semangatnya, tetapi juga manusia biasa yang memiliki kelemahan dan kesalahan. Dia adalah Maradona.